Friday, September 4

Folkart Artist Varnish Gloss

Folkart Artist Varnish Gloss

Rp 43.000 ( Artland ) / 59ml


 

Helo dan hai, fellow artist!

Untuk kali ini, aku mau ngereview barang yang mengubah hidupku jadi serba berkilauan! 

Yes! It’s a varnish! And it's glossy!





Untuk yang belum familiar, secara singkat gue memberi tau bahwa varnish atau pernis adalah langkah akhir (opsional) dalam menggambar atau membuat karya. Kalau yang suka nail art, pasti kenalnya istilah top coat. Gunanya selain melapisi juga sebagai pelindung supaya cat atau karyamu lebih tahan lama, nggak rusak pas ketumpahan air, dan bebas mengelupas.

Sebenernya,

Ada banyak cara untuk mem-varnish. Ada yang bentuknya spray (contohnya clear pylox) dan ada yang dioles secara manual. Jenisnya juga banyak, loh! Ada yang hasil akhirnya matte, velvet, dan glossy.

Khusus untuk review kali ini, aku hanya akan ngebahas satu brand yang jarang terdengar (sejauh telinga gue mendengarkan omongan artist di sosmed) dan kebetulan gue temuin secara online; Folkart!

Untuk ukuran varnish, merk satu ini murah banget. Selama ini aku nyari dan hanya menemukan brand seperti Liquitex atau Mod Podge yang harganya ratusan ribu. Kalaupun ada yang harganya dibawah Rp50.000 biasanya tanpa merk dan dalam ukuran kurang dari 25ml. Untuk newbie kayak aku (terutama dalam dunia varnish), ukuran 59ml ini cukup untuk meng-explore. Sejauh review ini ditulis, aku udah nyobain di kertas, botol plastik, palette cat, dan case hp yang soft.

Hasilnya amazing!


Perbandingan sebelum dan sesudah di-varnish.


Beberapa karyaku berbahan cat akrilik, sebelum dikasih varnish, cenderung jadi matte and dull. Memang warna catnya keliatan tapi nggak lively dan teksturnya terlihat kasar. Sangat tidak cantik. Untuk yang suka painting case hp pasti bisa liat gimana hasil akhirnya. Warnanya dalam beberapa hari meredup, terutama kalau sering kena pegang tangan yang kotor / berminyak, dan pas dipegang juga terasa kasar.

Setelah dikasih varnish Folkart, warnanya jadi lebih menyala dan berkilau. Cat warna putih jadi gak pudar kalau dipegang-pegang dan beberapa kali kena tangan basah / goresan, gambarnya tetap intak. Tekstur kasar akibat tumpukan cat nggak menghilang, tapi kalau dipegang bakal beda feelnya. It feels smooth and much more comfortable to touch.

Varnish Folkart bisa dipakai untuk berbagai macam permukaan.

Sempet coba untuk ngelapis cat air di kertas cat air, yes it works! Nggak se-glossy kalau pakai akrilik atau permukaan plastik, sih. Tapi bisa keliatan bedanya. Jangan buru-buru ngalapisinnya, karna cat airnya lumayan keangkat dan jadi ‘smeared’ ke area lain. Nggak begitu ketara karna tetap transparan, but you might see the hint.


Perbandingan sebelum (besar) dan sesudah (kecil) di-varnish.


Untuk pensil warna dan kertas sketsa biasa... Hm, not good enough!

Bukan cuma ngangkat warna dari pensilnya, varnishnya meresap ke kertas dan ngebuat kertas jadi agak yellowish. Kayaknya, untuk pensil lebih rekomen untuk pake varnish yang spray.

Untuk aplikasinya, aku biasa pake flat brush dan direndem begitu selesai untuk mencegah brush jadi kaku. Selama varnish belum kering, brushnya bisa balik dipake melukis. Oh! Aku menyarankan untuk lapisi bagian yang dilukis aja (terutama pas ngelapisin casing bening), kalau mbleber, bakal keliatan ada lapisan bening yang timbul sendiri. Keliatan kayak ada lelehan gitu. Atau sekalian satu case dilapisin varnish daripada capek ngolesin yang kecil-kecil.



Jengjreeeng!

Sebelum lupa, aku mau ngasih tips untuk watercolorist out there. Coba deh aplikasiin varnish di palet / wadah mixing kalian yang licin (terutama wadah plastik yang masih baru). Dibanding ngegosok permukaannya pake amplas, pake varnish lebih cantik dan less energy to waste. It’ll do some magic!!

Belum banyak yang bisa kuceritain tentang varnish ini selain kecintaanku pada percobaan pertama. Sejujurnya aku penasaran dan pengen nyoba semua varian lain varnishnya. Terutama yang velvet finish. Hm, maybe for another time?

No comments: